Minggu, 25 Desember 2011

Tutorial Dasar Ms. Excel 2007

mau belajar excel dengan sendiri silahkan ( klik di sini )

Tutorial Dasar Ms. Excel 2007


Tutorial Dasar Ms. Excel 2007 – Setelah kita mempelajari tutorial microsoft word 2007, tentunya belumlah cukup untuk kita dapat menguasai semua program yang terdapat dalam komputer. Karena banyak sekali program-program seperti halnya program untuk mendesign yaitu; Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Freehand, CorelDraw dan atau program-program pengolah data, seperti Ms. Word maupun Microsoft Excel tutorial.
Microsoft Excel merupakan program dari Microsoft Office yang dikhususkan untuk pengolahan lembar kerja (worksheet) atau biasa dikenal dengan istilah spreadsheet program. Excel biasa identik dengan pengolahan angka, dengan menggunakan Excel kita dapat membuat proposal biaya, rencana bisnis, form aplikasi, buku kerja akuntansi, dan masih banyak jenis dokumen lain yang memerlukan perhitungan angka. Selain itu lembar kerja Excel juga dapat menampilkan data dalam bentuk grafik dan gambar. Pengolahan database sederhana juga dimungkinkan dalam aplikasi Microsoft Excel 2007. ( klik link ini )

ku mohon kembalilah



dikau yg amat kucinta 
satu wanita yg kudamba 
segala hanyalah utk dirimu saja 
pemergianmu kesana 
buat kurasa gelisah 
tiada berita dari dirimu oh sayang.. 
kau tahu betapa merindumu kasih (oh kasih..) 
ku mohon segeralah kembali(kembalilah..) 
ataupun dirimu sudah melupa insan yg menyinta dan lupakan segala cinta kita.. 
kau biar saja kusendiri 
tanpa dirimu disisi 
dan biar daku mencari 
dirimu yg telah pergi 
jika benar nanti begini 
hati hancur dilukai 
adakah cinta kita telah putus.. 
(adakah cinta kita telah putus) 
setiap hari kubersendiri 
hanya bertemankan sunyi sepi 
kembalilah kasih cintamu tetap kunanti 
kau tahu betapa ku merindumu oh kasih..(oh kasih) 
kumohon segeralah kembali(kembalilah) 
ataupun dirimu sudah melupa insan yg menyinta dan lupakan segala cinta kita.. 
kau biar saja kusendiri 
tanpa dirimu disisi 
dan biar daku mencari dirimu yg telah pergi 
jika benar nanti begini 
hati hancur dilukai 
adakah cinta kita telah putus 
mungkin kesalahan kudulu 
membuatkan hatimu pilu 
maafkanlah aku 
segeralah kembali..padaku.. 
kau biar saja kusendiri 
tanpa dirimu disisi 
dan biar daku mencari 
dirimu yg telah pergi 
jika benar nanti begini 
hati hancur dilukai 
adakah cinta kita telah putus.. 
adakah cinta kita telah putus.. 

kau pergi



Aku terbangun dengan nafas memburu.. Mimpi yang sama.. Sebuah pertemuan. Aku dan kau. Masih sama seperti saat terakhir kali aku melihatmu.. Dengan lesung pipit di pipi kirimu, kau tersenyum padaku.. Tanpa kata yang terucap.. Ketika kita sudah saling berhadapan dan aku baru saja hendak mengucapkan sebuah kata.. kau menghilang..
Ya, kau menghilang.. tanpa kata.. tanpa ucapan selamat tinggal..
Ini sudah yang ketiga kalinya selama 3 hari berturut-berturut. Ada apa denganmu Rio? Mengapa harus sekarang..? Mungkinkah ini sebuah pertanda? Entahlah.. aku hanya merasa tak memiliki keistimewaan tentang indra keenam atau hal semacam itu. Ya, aku tak bisa membaca pertanda. Apalagi hanya melalui sebuah mimpi.
Yang pernah kudengar, mimpi itu hanyalah ungkapan pikiran dari alam bawah sadar yang di-repress hingga muncul ke alam mimpi. Benarkah demikian? Benarkah bahwa sebenarnya di alam bawah sadarku aku memikirkanmu? Entahlah Rio.. tapi sejujurnya.. aku memang perlu membicarakan sesuatu denganmu..

kau pergi tanpa kata



Kau Diam Tanpa Kata 
Kau Seolah Jenuh Padaku 
Ku Ingin Kau Bicara 
Katakan Saja Apa Salahku 
Sungguh Aku Tak Mengerti 
Apa Yang Telah Terjadi Dan 
Ku Tak Ingin Kau Pergi Jauh Dari Hidupku 
Kau Takkan Pernah Sadari 
Betapaku Mencintaimu 
Kau Yang Selalu Aku Banggakan [ Lyrics from: http://www.lyricsfreak.com/d/dmasiv/diam+tanpa+kata_20774570.html ] 
Ku Ingin Kau Bicara 
Katakan Saja Apa Maumu 
Lihat Aku Coba Kau Mengerti 
Ini Semua Bisa Teratasi 
Resapilah Semua Yang Pernah Kita Lakukan 

Kau Takkan Pernah Sadari 
Betapaku Mencintaimu 
Kau Yang Selalu Aku Banggakan 
Kau Takkan Pernah Mengerti 
Betapaku Menyayangimu 
Kau Yang Selalu Aku Inginkan 
Kau Yang Kuinginkan... 
Kau Yang Kubutuhkan... 
Kau Yang Kuharapkan.

Kau Dustai Cintaku


Aku tau aku hanya bagian kecil dalam lembar kehidupanmu. Kucoba menghiasi setiap waktu yang kulewati bersamamu dengan ketulusan cinta dan kesetiaan.. Tak pernah kusesali telah menghabiskan waktuku untuk menantimu karena tanpa kau sadari kau telah mengajariku banyak hal…Kau telah membuatku memahami inilah cinta yang sesungguhnya, tak hanya kerinduan, kebahagiaan, tapi juga rasa sakit dan kesedihan…. Aku merasa kehidupan benar-benar telah mempermainkanku…Semua yang aku jalani bersamanya selama ini seakan tak berarti lagi baginya..Sekuat apapun aku mempertahankannya selama ini ternyata dia tetap pergi…Berulang kali aku melakukan hal yang sama, berulang kali aku mempertahankannya…Tapi setiap kami bersama tak ada kemajuan dari hubungan kami, aku ingin sekali dia bisa membuktikan janjinya tapi hari demi hari aku lalui, aku tunggu tapi semua hanya semu semata..Mimpiku tak pernah jadi nyata……Waktu telah jauh mengubahmu, kamu bukan wanita yang kuharapkan..yang penuh kesabaran dan kesetiaan…semua berubah sangat cepat hanya dalam hitungan bulan…Aku bingung dan aku kehilangan arah, sekian lama aku selalu punya tempat bersandar yang bukan hanya dewasa tapi bisa membuatku nyaman berada di sisi..Tapi hanya dalam sekejap semua berubah….Aku hanya bisa bertanya di antara kesunyian hatiku, kenapa kau ingkari janji kita berdua semudah ini???Aku tau aku tak sempurna tapi bukankah aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu dan selalu berusaha menjadi seperti yang kau minta selama ini…Apakah semua ini tak cukup bagimu,……….EMBOH LAH

Perempuan gila




Ku sadari hati ini telah tertutup lama
Ku memlih ’tuk dicinta bukan ’tuk mencinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Tiba saatnya kau tiba
Cinta ini benar cinta
Sungguh hati ini tak berdaya

Perempuan gila
Kau buat aku tergila-gila
Perempuan gila
Kau buat aku sempurna gila

Ku sadari hati ini telah temukan lagi
Alasan untuk mencinta tak hanya dicinta

Tiba saatnya kau tiba
Cinta ini benar cinta
Sungguh hati ini tak berdaya

Perempuan gila
Kau buat aku tergila-gila
Perempuan gila
Kau buat aku sempurna gila

Perempuan gila
Perempuan gila

Perempuan gila
Kau buat aku tergila-gila
Perempuan gila
Kau buat aku sempurna gila

Perempuan gila
Kau buat aku tergila-gila
Perempuan gila
Kau buat aku sempurna gila

Perempuan gila
Kau buat aku tergila-gila
Perempuan gila
Kau buat aku sempurna gila

Kau Campakan Aku




Sejak pertama kau jadi milikku
Kau bilang cinta Dan ingin bersamaku
Sejak bersama kau ingin menciumku
Kau bilang sayang Dan ingin memelukku

Sejak kau mendua kau jauhi Diriku
Kau bilang benci Dan ingin tinggalkanku
Sejak kau jauh membuatku hancur
Membuatku gila Dan ingin membunuhnya

Tapi kau tak Akan mengerti Diriku
Karena kau tlah pergi
Aku disini terluka olehmu
Karena dia yang rebut kau

Kau tak mengerti perjuanganku
Mendapatkan cinta kamu
Kau tak mengerti lelahku
Untuk mempertahankan dirimu

Kau tak mengerti cintaku
Karena kau berpaling dariku
Karena kau tak pernah sadari
Kalau aku sungguh mencintaim

lemah tak berdaya


Mungkin aku tak berarti 
Di hidupmu 
Kau selalu memandangku 
Dengan sebelah matamu 

Kau pernah membuatku 
Berdecak kagum 
Tapi kelakuanmu itu 
Buatku hilang selera
Aaaa huhuua tak ada harganya lagi dimataku 
Aaaa huhuua menyesal itu yang akan engkau dapatkan
[Reff:] 
a..ku hanya ingin kamu bisa mengerti 
ku takkan tinggal diam 
menyikapi apa yang telah kau perbuat 
selalu rendahkan aku
a..ku hanya ingin kamu bisa mengerti 
ku takkan tinggal diam 
menyikapi apa yang telah kau perbuat 
selalu rendahkan aku
Kau pernah membuatku 
Berdecak kagum 
Tapi kelakuanmu itu 
Buatku hilang selera 
Aaaa huhuua tak ada harganya lagi dimataku 
Aaaa huhuua menyesal itu yang akan engkau dapatkan

tak kusangka aku terluka dan tertipu (ceritaku)



sewaktu kita pacaran..kau panggil q ayah...hingga kata-kata manismu yg membuatku melunakan hatiku...
hingga hari-hari yg q lalui bersamamu seakan dunia indah kurasa..dengan sbutan kata itu...yaitu ( cayank vs ayah)
entah berapa lama berpacaran...hingga suatu sa'at orang tuanya meminta q menikahinya...dengan iming-iming harta dan pekerja'an......
lalu tibalah sa'at nya izab qobul...diriku tersentak kaget akan masalalu mu...yg penuh kenista'an dan aib mu...hingga q tak kuasa mendengar nya...ternyata kau sudah punya.....? dari hasil percinta'an mu sama orang lain...dan aku tak menyangka ternyata kehidupanmu sangatlah hina...!
.....tapi dengan keada'anmu...yg sudah berlalu..q rela dan ikhlas menerimamu dengan sabar dan penuh kasih sayang tulus,,,menerima..hingga hari-hari ku lalui dengan penuh canda/tawa dengan sejuta bhgia dan harapan...akan masa depan yg akan jadi tujuan....hingga satu masa kau mau brangkat menunaikan rukun islam yg kelima.....maka kau meminta q berhenti kerja untuk membantu di rumah jualan...maka ku putuskan ku berhenti...hingga hari-hariku sibuk membantu orang tuanya....kesana kemari anter-anter-----? dan sambil buka usaha kecil-kecila service komputer...
.....tak terasa waktu brlalu dan dia sudah pulang ke indonesia...dengan rasa bahagia ku sambut dia dg senyuman....dan kbhgia'an itu hanya berlalu slama 2 hari...tiba-tiba di waktu pagi...masalah melanda dg hina'an dan cerca'an.....dari seorang ustadjah....dengan bahasa yang sangat di pantas buat seorang ustadzah...
hingga hati ini terasa sakit....menerimanya....q tak menyangka seorang ustadzah dan sebagai pendidik berkelakuan seperti itu....?
lalu ku putuskan keluar rumah dan mengajak dia pergi..tapi g di sangka dia malah memilih ikut ibunya ke timbang aku...? dan kini q baru sadar.....qku hanya di manfa'atkan buat nutupin aib di masalalu anaknya....dengan alasan ini-itu...tapi q tetap sabar dan sadar akan keada'an ku sebagai seorang yang papa akan harta dan derajat....di banding ibu nya....?
dia..adalah wanita yg paling kusayang....
dia adalah wanita yg paling sederhana....
dia adalah wanita yg paling terluka.....
dia adalah wanita yg paling tersiksa...
...hingga rasa hati ini bukanlah masalah suka tapi cinta dan ikhlas menerimanya....
tapi...sekarang apa yg ku dapat...?
dia lebih memilih ikut ibunya....
dia lebih nurut kata ibunya......
dia lupa akan janjinya......
dia lupa akan hak dan tanggung jawabnya...
....sehingga dia membuat kehidupan q tak berarah...semuanya telah hancur gara-gara ke curangan nya dan ibunya....
walau dihati terluka dan tersiksa...q ttp menanti kehadirannya datang lagi ke kehidupan ku....karna q sayang banget sama dia....tapi itu juga kalau ada jodoh lagi....q hanya bisa berharap z....
.......dengan iringan hati pedih dan uraian air mata,,sekian dlu nota cerita kehidupan ku...nanti di sambung
lagi....ke nota < cerita konflik hidup serumah sama mertua>

IBU MENYURUH BERCERAI, PADAHAL ANAKNYA MASIH SAYANG




Selama anak belum menikah maka anak dibawah otoritas orang tua.  Tetapi jika sudah menikah, maka istri bersatu dengan suami dan suami bersatu dengan istri.  Perceraian itu bukan jalan keluar terbaik, bahkan beberapa agama, katolik misalnya, mengharamkan perceraian, apapun alasannya.  Perceraian merusak masing masing pihak apalagi bagi perkembangan anak.

Supaya tidak bingung, kita harus tegas untuk berkata TIDAK  terhadap perceraian.  Kalau orang tua menyuruh cerai, itu adalah perintah yang tidak harus dituruti.  Mintalah si wanita tadi dan juga dukung temanmu untuk berdoa bagi ibu si wanita supaya dia bertobat, dan juga tidak mencampuri ususan rumah tangga anaknya terlalu dalam.

Bagi si suami dari wanita tadi, cobalah untuk mengetahui, hal-hal apa yang membuat keluarga si wanita tidak suka? Kalau hal-hal yang tidak disukai itu berupa dosa, seperti judi, main perempuan, berzinah, pemboros atau beberapa sikap dan perilaku yang memang tidak baik, merokok atau mabuk, maka si suami juga memang harus bertobat dan berubah. 

Jika yang tidak disukai berupa suku atau marga tertentu, tingkat sosial, pendidikan ataupun ekonomi, atau jenis pekerjaan suami maka tidak ada pilihan bahwa keluarga wanita harus menerima apa adanya.  Pekerjaan, ekonomi dan sosial bisa berkembang dan berubah, jika nanti di waktu yang akan datang dia diberkati. Jika tidak suka karena pelit, bermurah hatilah, taburi keluarga pasanganmu dengan perhatian, kebaikan dan pemberian.  Ajak suami bersama sama memperhatikan dan menabur kebaikan ke keluargamu.  Jika memberi sesuatu untuk adik adik atau keponakan, biarlah pasanganmu yang melakukannya.

Bercerai Nuruti Orang Tua, Bolehkah?




Memilih antara menuruti keinginan suami atau tunduk kepada perintah orangtua merupakan dilema yang banyak dialami kaum wanita yang telah menikah. Bagaimana Islam mendudukkan perkara ini?
Seorang wanita apabila telah menikah maka suaminya lebih berhak terhadap dirinya daripada kedua orangtuanya. Sehingga ia lebih wajib menaati suaminya. Allah Ta’ala berfirman:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ
Maka wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (bepergian) dikarenakan Allah telah memelihara mereka…” (An-Nisa’: 34) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam haditsnya:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menggembirakan (menyenangkan) mu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu.”
Dalam Shahih Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
إِذَا صَلَتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (Dishaihkan oleh Nashiruddin al-Albani rahimahullah dalam al-Irwa')
Dalam Sunan At-Tirmidzi dari Ummu Salamah radliyallah 'anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.” At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. at-Tirmidzi, beliau berkata, "Hadits ini hasan”).
“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.” HR. At-Tirmidzi
Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan lafadznya: “…niscaya aku perintahkan para istri untuk sujud kepada suami mereka dikarenakan kewajiban-kewajiban sebagai istri yang Allah bebankan atas mereka.”(Shahih Sunan Abi Dawud)
Dalam Al-Musnad dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah pantas bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas/boleh bagi seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suaminya terhadapnya. Demi Zat yang jiwaku berada di tangannya, seandainya pada telapak kaki sampai belahan rambut suaminya ada luka/borok yang mengucurkan nanah bercampur darah, kemudian si istri menghadap suaminya lalu menjilati luka/borok tersebut niscaya ia belum purna menunaikan hak suaminya.”
Demikian pula dalam Al-Musnad, Sunan Ibni Majah, dan Shahih Ibni Hibban dari Abdullah ibnu Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: "Tatkala Mu’adz datang dari bepergiannya ke negeri Syam, ia sujud kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menegur Mu’adz, “Apa yang kau lakukan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab:
أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَجَدْتُهُمْ يَسْجُدُوْنَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ، فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ تَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
“Aku mendatangi Syam, aku dapati mereka (penduduknya) sujud kepada uskup mereka. Maka aku berkeinginan dalam hatiku untuk melakukannya kepadamu, wahai Rasulullah.”
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لاَ تَفْعَلُوا ذَلِكَ، فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأََلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ
“Jangan engkau lakukan hal itu, karena sungguh andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabbnya sampai ia menunaikan hak suaminya. Seandainya suaminya meminta dirinya dalam keadaan ia berada di atas pelana (hewan tunggangan) maka ia tidak boleh menolaknya.” (Shahih Sunan Abi Dawud dan Musnad Ahmad).
Dari Thalaq bin Ali, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَيُّمَا رَجُلٍ دَعَا زَوْجَتَهُ لِحَاجَتِهِ فَلْتَأْتِهِ وَلَوْ كَانَتْ عَلَى التَّنُّوْرِ
“Suami mana saja yang memanggil istrinya untuk memenuhi hajatnya (jima') maka si istri harus/wajib mendatanginya (memenuhi panggilannya) walaupun ia sedang memanggang roti di atas tungku api.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Jika suami memanggil istrinya untuk berjima' maka si istri wajib memenuhi panggilannya walaupun ia sedang memanggang roti di atas tungku api.
Dalam kitab Shahih (Al-Bukhari) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيْئَ، فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا، لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
“Apabila seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya, namun si istri menolak untuk datang, lalu si suami bermalam (tidur) dalam keadaan marah kepada istrinya tersebut, niscaya para malaikat melaknat si istri sampai ia berada di pagi hari.”
Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata, “Suami adalah tuan (bagi istrinya) sebagaimana tersebut dalam Kitabullah.” Lalu ia membaca firman Allah Ta'ala:وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ Dan keduanya mendapati sayyid (suami) si wanita di depan pintu.” (Yusuf: 25).
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nikah itu adalah perbudakan. Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat/memerhatikan kepada siapa ia memperbudakkan anak perempuannya.”
Dalam riwayat At-Tirmidzi dan selainnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:  اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّمَا هُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٌ  “Berwasiat kebaikanlah kalian kepada para wanita/istri karena mereka itu hanyalah tawanan di sisi kalian.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi dan Shahih Sunan Ibnu Majah).
Dengan demikian seorang istri di sisi suaminya diserupakan dengan budak dan tawanan. Ia tidak boleh keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izinnya, walau ayahnya atau ibunya memerintahkannya, menurut kesepakatan para imam.
Apabila seorang suami ingin membawa istrinya pindah ke tempat lain, ia tetap menunaikan hak istrinya dan menjaga hukum Allah atas istrinya, sementara mertuanya melarang anak perempuannya tersebut untuk menuruti suami pindah ke tempat lain, maka si istri wajib menaati suaminya. Bukannya menuruti kedua orangtuanya.
Orang tua seperti ini telah berlaku zalim, karena telah melarang si wanita untuk menaati suaminya. Bila ibunya menyuruh mintakhulu' (minta dicerai) kepada suaminya atau membuat suaminya bosan/jemu hingga suaminya menceraikannya, ia tidak boleh mentaatinya.
Seorang wanita tidak boleh menaati salah satu dari kedua orangtuanya agar meminta cerai kepada suaminya, bila ternyata suaminya seorang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala.
Diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ مِنْ غَيْرِ مَا بَأْس َفَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ
“Wanita mana yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada apa-apa maka haram baginya mencium wanginya surga.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi).
Dalam hadits yang lain:
الْمُخْتَلِعَاتُ وَالْمُنْتَزِعَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ
“Istri-istri yang minta khulu’(tanpa alasan yang membenarkannya) dan mencabut diri (dari pernikahan) mereka itu wanita-wanita munafik.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi).
“Wanita mana yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada apa-apa maka haram baginya mencium wanginya surga.” Shahih Sunan at-Tirmidzi
Namun, jika kedua orang tuanya memerintahkannya kepada kebaikan dan melaranganya dari kemungkaran, ia wajib mentaatinya. Bahkan jika yang memerintahkan itu orang lain yang datangnya dari orang tua.
Apabila suami melarangnya dari melaksanakan perintah Allah dan menyuruhnya mengerjakan larangtan Allah, ia tak boleh mentaatinya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.” (HR. Imam Ahmad, isnadnya shahih menurut Syaikh Ahmad Syakir)
Bahkan seorang tuan andai memerintahkan perbuatan maksiat kepada budaknya, tidak boleh menaati tuannya dalam perkara maksiat itu. Karena kebaikan itu seluruhnya dalam menaati Allah dan Rasul-Nya, sebaliknya kejelekan itu seluruhnya dalam bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” Wallahu a’lam bish-shawab!!.

rumah tanggaku hancur karena mertuaku





di saat itu saya tinggal bersama mertua kejadianya sudah bulan yang lalu rumah tanggaku hancur karena saya diharuskan untuk bercerai dengan istriku itu permintaan dari mertuaku entah kenapa mertuaku berbuat seperti itu emang aku sadari di dalam pernikahan kami dulu diantara mertuaku tidak setuju dengan terpaksa kami di nikah kan dikarenakan kami melakukan pelanggaran dan pada waktu kami masih pacaran kami melakukan pelanggaran itu dari dasar paksaan ditapi dengan suka sama suka dengan alasan istri saya akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan takutnya istriku meminta aku untuk melakukannya akhirnya itu pun kami lakukan setalah bulan kejadian itu istri ketahuan oleh orangtuanya dan saya di suruh menikahi saya pun dengan senang hati untuk menikahi, bulan anak kami lahir dengan bahagianya istri saya melahirkan saya sangat bersyukur mendapat anugrah seorang anak tapi kebahagian itu hanya sementara anak saya udah berumur bulan lalu kami dipisahkan kejadian ini sebelumnya saya sempat bercekcok mulut dengan kakak ipar sehingga kakak ipar mengadu kepada ibu mertua dengan tuduhan yang dibikin-bikin sehingga ibu mertua marah dan mengadu kepada bapak, bapak pun marah mendengar aduan dari ibu, ibu mengadu kepada bapak katanya saya mengungkit persoalan masalah demi tuhan saya tidak pernah mengungkit itu,saat ini saya tinggal bersama mertua dan malam akhirnya saya di usir dan di suruh meninggalkan anak dan istri, dan saya juga kehabisan fikir mengapa istri saya tidak mau saya ajak untuk bersama saya istri saya lebih memilih ikut dengan orang tuanya, dan akhirnya saya pergi dengan hati yang hancur dan tidak rela namun saya menuruti permintaan mertua.. hari kemudian saya datang kerumah mertua untuk memberikan kebajiban saya kepada istri namun sama mertua di tolak dan saya disuruh untuk menceraikan istri saya. saya pun menolaknya karena saya masih sayang dan mau bertanggung jawab..... sampai saat ini kami terpisah tanpa status yang jelas.

hak dan Kewajiban Suami Isteri dalam Islam




Sebagai bahan referensi dan renungan bahkan tindakan, berikut, garis besar hak dan kewajiban suami isteri dalam Islam yang di nukil dari buku “Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap” karangan H.A. Abdurrahman Ahmad.
Hak Bersama Suami Istri
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

Adab Suami Kepada Istri .
- Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
- Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
- Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
- Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
- Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
- Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
- Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
- Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
- Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
- Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
- Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
- Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
- Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
- Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
- Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
- Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
- Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
- Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)

Adab Isteri Kepada Suami
- Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
- Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
- Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
- Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
- Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
- Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
- Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
- Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
- Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi  saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
- Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
- Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
- Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
- Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
- Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
- Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)

Isteri Sholehah
- Apabila’ seorang istri, menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah swt. akan memasukkannya ke dalam surga. (Ibnu Hibban)
- Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (Al-Ahzab : 33)
- Istri sebaiknya melaksanakan shalat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalat di masjid, dan shalatnya wanita di kamarnya lebih utama daripada shalat di dalam rumahnya. (lbnu Hibban)
- Hendaknya menjadikan istri-istri Rasulullah saw. sebagai tauladan utama.

M. Luthfi Thomafi dalam milis mencintai-islam.
40 keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah.

aku benci



aku benci cara mu menatap ku
aku benci cara mu tersenyum kepada ku
aku benci cara mu menyayangi ku
aku benci cara mu mencium ku
aku benci cara mu memeluk ku
aku benci cara mu menyakiti ku
aku benci cara mu mengecewakan ku
aku benci cara mu mempermainkan ku
aku benci cara mu menghianati ku
aku benci segala kekanakan mu
aku benci segala keegoisan mu
aku benci segala kebohongan mu
aku benci segala ketidakpedulian mu
aku benci segala kenangan bersama mu
aku benci saat kamu mengucapkan kata sayang kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata manja kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata kasar kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata "aku menerima mu apa adanya..."
aku benci saat kamu mengucapkan kata selamat tinggal kepada ku
sungguh,bukan diri mu yg aku benci...
tetapi aku benci dg keadaan ini...
keadaan disaat kamu menyakiti ku
keadaan disaat kamu tak tulus menerima ku apa adanya
keadaan disaat kamu menghianati ku
keadaan disaat kamu lebih memilih dia dari pada aku
aku membenci mu karena semua yg telah kamu lakukan
aku membenci mu namun aku sangat menyayangi mu
mungkin akan lebih baik jika aku tidak mengenal mu
aku ingin tenang menjalani hidup ku tanpa mu
aku berharap suatu saat kamu bisa menerima seseorang tanpa syarat
seperti aku menerima mu apa adanya dulu
aku tulus memaafkan mu atas semuanya
aku menyayangi mu atas kenangan2 indah bersama mu
disaat kamu membahagiakan ku,
disaat kamu menyayangi ku,
walaupun hanya sesaat...
terima kasih untuk semuanya
maafkan segala kesalahan jg kekurangan ku
selamat tinggal...
malaikatku sayang

Mendahulukan Hak Suami dari Orang Tua




عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا ».
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya” (HR Tirmidzi no 1159, dinilai oleh al Albani sebagai hadits hasan shahih).
Ketika menjelaskan hadits di atas penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Demikian itu dikarenakan banyaknya hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri dan tidak mampunya istri untuk berterima kasih kepada suaminya. Dalam hadits ini terdapat ungkapan yang sangat hiperbola menunjukkan wajibnya istri untuk menunaikan hak suaminya karena tidak diperbolehkan bersujud kepada selain Allah”.
Berdasarkan hadits di atas maka seorang istri berkewajiban untuk lebih mendahulukan hak suami dari pada orang tuanya jika tidak mungkin untuk menyelaraskan dua hal ini.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Seorang perempuan jika telah menikah maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua” (Majmu Fatawa 32/261).
Di halaman yang lain beliau mengatakan,
“Seorang istri tidak boleh keluar dari rumah kecuali dengan izin suami meski diperintahkan oleh bapak atau ibunya apalagi selain keduanya. Hukum ini adalah suatu yang disepakati oleh para imam. Jika suami ingin berpindah tempat tinggal dari tempat semula dan dia adalah seorang suami yang memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami serta menunaikan hak-hak istrinya lalu orang tua istri melarang anaknya untuk pergi bersama suami padahal suami memerintahkannya untuk turut pindah maka kewajiban istri adalah mentaati suami, bukan mentaati orang tuanya karena orang tua dalam hal ini dalam kondisi zalim. Orang tua tidak boleh melarang anak perempuannya untuk mentaati suami dalam masalah-masalah semacam ini” (Majmu Fatawa 32/263).

20 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami


  • Dalam buku ini menguraikan contoh-contoh perilaku durhaka istri terhadap suaminya berdasarkan ajaran Islam yaitu ketetapan bahwa hak suami yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah besifat universal dan abadi. Ketetapan hak ini tidak terpengaruh oleh lingkungan masyarakat atau budaya tertentu dan jaman tertentu.

    Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku durhaka istri terhadap suami, antara lain :
    1. Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,
    2. Istri lebih kaya dari suami,
    3. Istri lebih pandai dari suami,
    4. Watak istri lebih keras dari suami,
    5. Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,
    6. Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.

  • Adapun 20 perilaku durhaka istri terhadap suami seperti yang tertulis dalam buku ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengabaikan Wewenang Suami.

    Di dalam rumah tangga, istri adalah orang yang berada di bawah perintah suami. Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku dalam rumah tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya.

    2. Menentang Perintah Suami.

    Di dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri adalah perintah suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri adalah larangan suaminya. 
    Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
    Hadits tersebut tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.

    3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami.

    Perkawinan diatur oleh syari'at Islam untuk memberikan jalan yang halal bagi suami dan istri untuk melakukan hubungan seksual atau penyaluran dorongan biologis. Dengan demikian manusia dapat melakukan regenerasi keturunan dengan cara yang diridlai Allah SWT.
    Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat terhadap dirinya.

    4. Tidak Mau menemani Suami Tidur.

    Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda : " ... Bila seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai Shubuh."

    Bila istri ingin tidur sendiri, sedang suaminya berada di rumah pada malam harinya, maka ia harus meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.

    5. Memberatkan Beban Belanja Suami.

    Allah SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi nafkah istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa suaminya miskin tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya mempertimbangkan kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.

    6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya.
    Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan sehingga dapat menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama dirinya.

    7. Merusak kehidupan Agama Suami.
    Istri diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau membatu suami menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama suami, sudah tentu ia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.

    8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami

    Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : " Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?" Sabdanya : " Suaminya". Saya bertanya : " Siapakah orang yang paling besar haknya terhadap seorang lelaki. " Jawabnya : "Ibunya". (HR.Bazaar dan Hakim; Hadits hasan)

    Jelaslah Hadits di atas bahwa kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang istri daripada kepentingan ibu kandungnya sesndiri.

    9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami.

    Istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah tangga. Karena itu bilamana ia keluar meninggalkan rumah, maka dengan sendirinya ia harus lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila ia tidak minta izin dan keluar rumah dengan kemauannya sendiri, maka ia telah melanggar kewajibannya terhadap suami, sedangkan melanggar kewajiban berarti durhaka terhadap suaminya.

    10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami

    Rasulullah saw bersabda : "Dua golongan yang sholatnya tidak bermanfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai ia pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia kembali." (HR. Hakim, dari Ibnu 'Umar)

    11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.

    Dalam sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu :
    a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.
    b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
    (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)

    12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain.

    ".... maka wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi memelihara (dirinya dan harta suaminya) dikala suaminya tidak ada sebagaimana Allah telah memeliharanya..." (QS. An-Nisaa' (4) ayat 34)

    Rasulullah menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya dijamah lelaki lain boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan istri tersebut adalah durhaka terhadap suaminya.

    13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit.

    Bila seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk kerja atau tidak ada waktu karena merawat anak, maka ia telah melakukan tindakan yang tidak benar.

    14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.

    Dari Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: " Seorang istri tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

    15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.

    Dari Ibnu Mas'ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita tidak boleh bergaul dengan wanita lain, kemudian menceritakan kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat keadaan wanita tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

    16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.

    Seorang istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati perintahnya, menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik kepada suaminya ketika ia datang bergilir.

    17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya.
    18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya

    19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.

    20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.

    Sumber: http://id.shvoong.com/books/dictionary/2195434-20-perilaku-durhaka-istri-terhadap/#ixzz1hXC4omnp