Minggu, 25 Desember 2011

IBU MENYURUH BERCERAI, PADAHAL ANAKNYA MASIH SAYANG




Selama anak belum menikah maka anak dibawah otoritas orang tua.  Tetapi jika sudah menikah, maka istri bersatu dengan suami dan suami bersatu dengan istri.  Perceraian itu bukan jalan keluar terbaik, bahkan beberapa agama, katolik misalnya, mengharamkan perceraian, apapun alasannya.  Perceraian merusak masing masing pihak apalagi bagi perkembangan anak.

Supaya tidak bingung, kita harus tegas untuk berkata TIDAK  terhadap perceraian.  Kalau orang tua menyuruh cerai, itu adalah perintah yang tidak harus dituruti.  Mintalah si wanita tadi dan juga dukung temanmu untuk berdoa bagi ibu si wanita supaya dia bertobat, dan juga tidak mencampuri ususan rumah tangga anaknya terlalu dalam.

Bagi si suami dari wanita tadi, cobalah untuk mengetahui, hal-hal apa yang membuat keluarga si wanita tidak suka? Kalau hal-hal yang tidak disukai itu berupa dosa, seperti judi, main perempuan, berzinah, pemboros atau beberapa sikap dan perilaku yang memang tidak baik, merokok atau mabuk, maka si suami juga memang harus bertobat dan berubah. 

Jika yang tidak disukai berupa suku atau marga tertentu, tingkat sosial, pendidikan ataupun ekonomi, atau jenis pekerjaan suami maka tidak ada pilihan bahwa keluarga wanita harus menerima apa adanya.  Pekerjaan, ekonomi dan sosial bisa berkembang dan berubah, jika nanti di waktu yang akan datang dia diberkati. Jika tidak suka karena pelit, bermurah hatilah, taburi keluarga pasanganmu dengan perhatian, kebaikan dan pemberian.  Ajak suami bersama sama memperhatikan dan menabur kebaikan ke keluargamu.  Jika memberi sesuatu untuk adik adik atau keponakan, biarlah pasanganmu yang melakukannya.

1 komentar:

  1. Kisah Seorang Ibu & Menantunya

    Seorang ibu tersenyum kepada istri anaknya setelah berlalu bulan madu keduanya.
    Dia berkata, "Engkau telah membuat putraku rajin shalat ke masjid. Engkau berhasil dalam waktu 30 hari saja, padahal aku telah berusaha menasihatinya selama 30 tahun!"

    Menantu itupun mengalirkan air mata...

    Menantu itu berkata, "Apakah anda telah mengetahui wahai ibuku, kisah tentang batu dan harta?

    Dikisahkan bahwasanya ada sebuah batu besar yang menghalangi jalannya manusia. Maka seorang laki-laki dengan sukarela berusaha memecahkan batu itu dan menyingkirkannya. Dia memukul batu itu dengan kapak hingga 99 kali, tapi batu itu tidak bergeming. Dia sangat kelelahan...

    Ketika itu datanglah seorang laki-laki dan menawarkan bantuan... Dia memukul batu besar itu dengan kapak dengan sekali pukulan, tiba-tiba batu itu pun pecah!

    Ternyata di bawah batu itu terdapat sekantung emas.

    Berkatalah laki-laki kedua ini, "Emas ini adalah milikku, karena akulah yang telah memecahkan batu ini!"
    Keduanya pun mencari keadilan kepada hakim.

    Orang yang bertama berkata, "Hendaknya sebagian harta itu diberikan kepadaku, karena aku telah memukul batu itu sebanyak 99 pukulan, kemudian aku sampai kelelahan!"

    Laki-laki kedua berkata, "Tidak, harta itu adalah milikku seluruhnya, karena akulah yang memecahkan batu itu!"

    Hakim itu berkata, "Engkau wahai laki-laki yang pertama, engkau mendapatkan 99 bagian dari harta ini, adapun engkau laki-laki yang memecahkan batu, bagimu satu bagian saja, seandainya laki-laki pertama ini tidak memukulnya sampai 99 kali maka batu itu tidak akan pecah pada pukulan ke 100!"

    Sungguh ... di dalam kisah ini terdapat pelajaran akhlaq yang agung...

    1. Seorang ibu, seorang ibu yang telah berusaha menasihati putranya untuk shalat selama 30 tahun tanpa putus asa, kemudian dia merasa gembira dengan anaknya yang shalat karena pengaruh dari istrinya, meskipun anaknya itu tidak memedulikan nasihat ibunya selama 30 tahun!

    2. Menantu yang agung akhlaqnya! Dia tidak menyematkan keutamaan kepada dirinya, bahkan dia menjadikan keutamaan itu sepenuhnya milik ibu tersebut, karena ibu itu telah meletakkan asas kepada anaknya, satu demi satu... hingga tersisa satu bagian terakhir, yang disempurnakan oleh dirinya...

    Sudahkah anda demikian...

    BalasHapus